RagamWarta.com – Harga tewel atau nangka muda di Pasar Basah Trenggalek mengalami penurunan drastis di penghujung Hari Raya Idulfitri 1446 H ini.
Jika beberapa hari sebelum lebaran sempat menembus Rp40 ribu per kilogram, kini harga tewel merosot hingga Rp20 ribu per kilogram pada Minggu (6/4/2025).
“Sebelum lebaran, harga sempat naik sampai 40 ribu. Sekarang malah turun jadi 20 ribu,” ungkap Rusmini, pedagang sayur asal Desa Ngares, Kecamatan Trenggalek yang sehari-harinya berjualan di Pasar Basah Trenggalek.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Fenomena turunnya harga ini berbanding terbalik dengan tahun-tahun sebelumnya, terutama menjelang Lebaran Ketupat atau Kupatan.
Biasanya, permintaan tewel justru meningkat tajam karena masyarakat bersiap menyajikan hidangan khas lodeh tewel sebagai pelengkap ketupat. Namun tahun ini, Rusmini menyebut, minat pembeli justru melempem.
“Terbukti hari ini tidak banyak yang cari tewel. Padahal besok sudah Kupatan,” ujarnya heran.
Meski begitu, Rusmini mengaku tetap mampu menjual hingga 50 kilogram nangka muda sepanjang musim lebaran tahun ini. Padahal mendapatkan bahan baku tewel bukan perkara mudah.

Lodeh Tewel: Cita Rasa Tradisi yang Mulai Tergerus Zaman
Di Trenggalek dan beberapa wilayah lain di Jawa Timur, lodeh tewel bukan sekadar menu pendamping. Seperti dikutip dari NU Online Jatim, lodeh tewel adalah simbol tradisi.
Lodeh tewel selalu hadir dalam momen Kupatan sebagai pelengkap utama ketupat, menghadirkan cita rasa gurih khas yang melekat di ingatan banyak warga.
Penggunaan tewel dalam tradisi Kupatan dipercaya sudah berlangsung turun-temurun. Selain karena rasanya yang cocok dipadukan dengan ketupat, nangka muda juga merepresentasikan kesederhanaan saat Ketupatan.
Namun seiring waktu, selera dan gaya hidup masyarakat pun mulai berubah. Bahan makanan yang lebih praktis atau mudah didapat mungkin menjadi pilihan utama.
Hal ini mungkin menjadi salah satu alasan mengapa pesona lodeh tewel mulai memudar, meski belum sepenuhnya ditinggalkan.











