Kejar Target Akhir Tahun, Pendamping PKH Trenggalek Dorong Warga Lepas dari Bantuan Sosial

Rabu, 22 Oktober 2025 - 18:08 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penyaluran bantuan Program Keluarga Harapan kepada penerima manfaat oleh pendamping PKH Trenggalek.

Penyaluran bantuan Program Keluarga Harapan kepada penerima manfaat oleh pendamping PKH Trenggalek.

RagamWarta.com – Para pendamping Program Keluarga Harapan atau disingkat PKH Trenggalek terus bekerja keras agar ratusan keluarga penerima manfaat bisa keluar dari program PKH sebelum akhir 2025.

Dari total 32.643 penerima manfaat, sebanyak 667 keluarga telah dinyatakan mandiri, sementara 273 lainnya masih harus diselesaikan agar target tahunan sebanyak 940 keluarga bisa tercapai.

Koordinator SDM PKH Trenggalek, Saiful Nuryanto mengatakan target tersebut disesuaikan dengan jumlah pendamping yang mencapai 94 orang. Masing-masing diwajibkan membantu satu keluarga mencapai graduasi mandiri setiap tahun.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Setiap pendamping PKH ditargetkan bisa melakukan satu graduasi mandiri setiap tahun. Saat ini baru terealisasi 667, berarti masih ada sekitar 273 KPM lagi yang harus digraduasi hingga akhir tahun,” ujarnya, Rabu (22/10/2025).

Baca juga :  Kolaborasi Komunitas Trenggalek Bawa “Tambang Emas Ra Ritek” Masuk Nominasi FFI 2025

Data menunjukkan, Kecamatan Panggul memiliki jumlah KPM tertinggi dengan 4.768 keluarga, dan 77 di antaranya sudah graduasi.

Disusul Dongko dengan 4.144 KPM (55 graduasi) dan Munjungan dengan 2.436 KPM (41 graduasi). Sementara tingkat graduasi tertinggi secara proporsional tercatat di Kecamatan Pogalan, yakni 86 dari 1.755 KPM.

“Pogalan termasuk cepat dalam menyesuaikan pendataan dan pendampingan. Kesadaran masyarakatnya juga tinggi untuk keluar dari kepesertaan PKH secara mandiri,” ungkap Saiful.

Namun, beberapa wilayah seperti Watulimo dan Suruh masih mencatat angka graduasi di bawah 20 peserta. Kondisi itu dipengaruhi faktor sosial dan ekonomi masyarakat yang masih fluktuatif.

“Graduasi itu bukan hanya soal ekonomi membaik, tapi juga kesiapan sosial dan administrasi. Ada yang keluar karena sudah tidak memenuhi kriteria, ada pula yang benar-benar mandiri karena sudah sejahtera,” jelasnya.

Baca juga :  190 Peserta Meriahkan Turnamen Mobile Legends di Warkop Panggon Dolan Trenggalek

Saiful menerangkan, proses graduasi KPM PKH dibedakan menjadi dua kategori: graduasi sosial dan graduasi mandiri. Graduasi sosial terjadi karena penerima sudah tidak memenuhi syarat, sedangkan graduasi mandiri dilakukan oleh peserta yang merasa mampu tanpa bantuan.

“Untuk yang mandiri, kami pastikan datanya valid. Mereka diminta menunjukkan bukti usaha, pekerjaan tetap, atau pendapatan stabil. Kami ingin graduasi tidak hanya formalitas, tapi juga bukti sistem yang berjalan,” tegasnya.

Saat ini, pelaksanaan PKH di Trenggalek sudah memasuki tahap keempat penyaluran bantuan. Meski demikian, graduasi baru bisa dilakukan pada akhir Oktober agar tercatat dalam sistem tahun berjalan.

“Kalau dilakukan awal Oktober tidak boleh, tapi kalau akhir Oktober bisa masuk dalam sistem. Ini jadi momentum terakhir bagi pendamping untuk memastikan target graduasi tercapai,” jelas Saiful.

Baca juga :  Kemiskinan Trenggalek 2025 Turun Jadi 10,29 %, Padahal Garis Kemiskinan Naik 3,7 Persen

Dengan capaian positif di sebagian besar wilayah, Saiful optimistis target 940 KPM graduasi bisa terpenuhi hingga Desember 2025.

“Graduasi ini bukan sekadar angka, tapi bukti keberhasilan PKH. Artinya, warga sudah tidak bergantung pada bantuan, dan itu capaian besar bagi kami,” pungkasnya.

 

Catatan:

Dalam konteks Program Keluarga Harapan, graduasi adalah istilah resmi yang digunakan untuk menyebut keluarnya Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari program PKH, baik karena sudah tidak memenuhi syarat (graduasi sosial) maupun karena sudah mampu secara mandiri tanpa bantuan (graduasi mandiri).

 

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Dinkes Trenggalek Jemput Bola, Layanan Fisioterapi Kini Hadir di Puskesmas
Kolaborasi Komunitas Trenggalek Bawa “Tambang Emas Ra Ritek” Masuk Nominasi FFI 2025
Ojol Trenggalek Jadi Mitra Strategis Polisi Jaga Kamtibmas Lewat “Community Policing”
Ribuan Warga Trenggalek Masih Nikah Siri, Kecamatan Watulimo Paling Banyak
Alumni PPG Prajabatan Trenggalek Berpeluang Jadi ASN 2026, DPRD Pastikan Tak Ada PPPK Paruh Waktu
Kemiskinan Trenggalek 2025 Turun Jadi 10,29 %, Padahal Garis Kemiskinan Naik 3,7 Persen
ITB Trenggalek Tegaskan Penyaluran Dana KIP-K Transparan, Bantah Isu Pemotongan
Bupati Trenggalek Apresiasi Aksi Nindya Karya dan LMI Tanam Terumbu Karang

Berita Terkait

Selasa, 28 Oktober 2025 - 18:03 WIB

Dinkes Trenggalek Jemput Bola, Layanan Fisioterapi Kini Hadir di Puskesmas

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 18:03 WIB

Kolaborasi Komunitas Trenggalek Bawa “Tambang Emas Ra Ritek” Masuk Nominasi FFI 2025

Jumat, 24 Oktober 2025 - 18:02 WIB

Ojol Trenggalek Jadi Mitra Strategis Polisi Jaga Kamtibmas Lewat “Community Policing”

Rabu, 22 Oktober 2025 - 18:08 WIB

Kejar Target Akhir Tahun, Pendamping PKH Trenggalek Dorong Warga Lepas dari Bantuan Sosial

Rabu, 22 Oktober 2025 - 14:02 WIB

Ribuan Warga Trenggalek Masih Nikah Siri, Kecamatan Watulimo Paling Banyak

Berita Terbaru