Dinkes Trenggalek Jemput Bola, Layanan Fisioterapi Kini Hadir di Puskesmas

Selasa, 28 Oktober 2025 - 18:03 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sri Haryati tengah menikmati layanan fisioterapi yang diinisiasi oleh Dinkes Trenggalek di Puskesmas Ngulankulon.

Sri Haryati tengah menikmati layanan fisioterapi yang diinisiasi oleh Dinkes Trenggalek di Puskesmas Ngulankulon.

RagamWarta.com – Warga lansia dan penyandang disabilitas di Kabupaten Trenggalek kini tak perlu jauh-jauh ke rumah sakit untuk menjalani terapi fisioterapi.

Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Trenggalek mulai menghadirkan layanan fisioterapi di sejumlah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) bahkan hingga wilayah pelosok.

Kepala Dinkes Trenggalek, Sunarto menyebutkan bahwa layanan fisioterapi ini merupakan bagian dari upaya mendekatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang membutuhkan.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sebagai tahap awal, ada enam Puskesmas yang menjadi lokasi uji coba layanan tersebut, yakni Puskesmas Panggul, Dongko, Ngulankulon, Karangan, Tugu, dan Puskesmas Trenggalek.

“Umur harapan hidup di Trenggalek cukup tinggi, mencapai 75,35 tahun pada 2024 dan kami optimistis meningkat di 2025. Namun, konsekuensinya, sebagian masyarakat mengalami ketergantungan sedang hingga total. Maka itu, mereka perlu dilatih agar lebih mandiri melalui layanan fisioterapi,” ujar Sunarto, ditemui di Puskesmas Ngulankulon, Kecamatan Pogalan, Selasa (28/10/2025).

Baca juga :  ITB Trenggalek Tegaskan Penyaluran Dana KIP-K Transparan, Bantah Isu Pemotongan

Ia menjelaskan, kondisi geografis Trenggalek yang didominasi daerah pegunungan membuat sebagian warga kesulitan menjangkau Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang berlokasi di pusat kota.

Banyak pasien yang memiliki keterbatasan mobilitas dan tidak selalu memiliki kendaraan untuk berobat, sehingga akhirnya memilih pasrah dengan kondisi kesehatannya.

“Dengan layanan keliling ini, fisioterapis kami datang ke Puskesmas untuk melayani pasien. Harapannya, masyarakat tidak lagi menunda terapi karena jarak dan biaya,” lanjut Sunarto.

Kendati demikian, pihaknya mengakui bahwa layanan ini masih terbatas karena jumlah Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK), terutama fisioterapis, belum mencukupi.

Baca juga :  Festival Jaranan Trenggalek 2025 Tuai Apresiasi Pejabat Kementerian, Dinilai Jadi Motor Ekonomi Kreatif

Untuk sementara, tenaga fisioterapis harus bergilir dari satu Puskesmas ke Puskesmas lain. Selama proses terapi, pasien juga didorong agar melibatkan anggota keluarga sebagai pendamping.

“Keluarga kami ajak ikut mendampingi supaya bisa membantu latihan mandiri di rumah. Petugas Puskesmas juga kami latih agar bisa ikut membimbing pasien saat terapi,” jelas Sunarto.

Program ini, menurutnya, mendapatkan sambutan positif dari masyarakat. Bahkan di beberapa Puskesmas, warga yang mendaftar melebihi kapasitas pelayanan harian.

“Kemarin sampai dibatasi karena yang daftar banyak, sementara fisioterapis hanya satu orang. Kalau terlalu banyak pasien, waktunya tidak cukup,” ungkapnya.

Baca juga :  Alumni PPG Prajabatan Trenggalek Berpeluang Jadi ASN 2026, DPRD Pastikan Tak Ada PPPK Paruh Waktu

Dari uji coba ini, Dinkes akan melakukan evaluasi menyeluruh untuk menentukan kebutuhan SDM tambahan agar layanan fisioterapi bisa berjalan optimal di semua Puskesmas.

“Saat ini fokus kami masih pada lansia yang membutuhkan terapi, tapi difabel juga bisa dilayani. Prinsipnya, kami ingin memahami kebutuhan warga dan memperbaiki layanan kesehatan ke depan,” tandasnya.

Sementara itu, Sri Haryati yang merupakan warga Desa Pogalan mengaku senang dengan adanya layanan fisioterapi gratis di Puskesmas Ngulankulon.

Suaminya, Sumaji yang sudah beberapa tahun mengalami stroke, kini bisa berobat lebih dekat dari rumah.

“Senang sekali, karena selain dekat juga gratis. Dulu harus ke kota, sekarang cukup ke Puskesmas,” ujarnya.

 

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Kolaborasi Komunitas Trenggalek Bawa “Tambang Emas Ra Ritek” Masuk Nominasi FFI 2025
Ojol Trenggalek Jadi Mitra Strategis Polisi Jaga Kamtibmas Lewat “Community Policing”
Kejar Target Akhir Tahun, Pendamping PKH Trenggalek Dorong Warga Lepas dari Bantuan Sosial
Ribuan Warga Trenggalek Masih Nikah Siri, Kecamatan Watulimo Paling Banyak
Alumni PPG Prajabatan Trenggalek Berpeluang Jadi ASN 2026, DPRD Pastikan Tak Ada PPPK Paruh Waktu
Kemiskinan Trenggalek 2025 Turun Jadi 10,29 %, Padahal Garis Kemiskinan Naik 3,7 Persen
ITB Trenggalek Tegaskan Penyaluran Dana KIP-K Transparan, Bantah Isu Pemotongan
Bupati Trenggalek Apresiasi Aksi Nindya Karya dan LMI Tanam Terumbu Karang

Berita Terkait

Selasa, 28 Oktober 2025 - 18:03 WIB

Dinkes Trenggalek Jemput Bola, Layanan Fisioterapi Kini Hadir di Puskesmas

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 18:03 WIB

Kolaborasi Komunitas Trenggalek Bawa “Tambang Emas Ra Ritek” Masuk Nominasi FFI 2025

Jumat, 24 Oktober 2025 - 18:02 WIB

Ojol Trenggalek Jadi Mitra Strategis Polisi Jaga Kamtibmas Lewat “Community Policing”

Rabu, 22 Oktober 2025 - 18:08 WIB

Kejar Target Akhir Tahun, Pendamping PKH Trenggalek Dorong Warga Lepas dari Bantuan Sosial

Rabu, 22 Oktober 2025 - 14:02 WIB

Ribuan Warga Trenggalek Masih Nikah Siri, Kecamatan Watulimo Paling Banyak

Berita Terbaru