RagamWarta.com – Festival Jaranan Trenggalek Terbuka (FJTT) ke-29 tahun 2025 yang digelar di Alun-alun Trenggalek mendapat apresiasi luar biasa dari pejabat kementerian.
Mereka menilai festival tahunan ini bukan sekadar pertunjukan seni, melainkan penggerak ekosistem ekonomi kreatif yang berkelanjutan di Kabupaten Trenggalek.
Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Dessy Ruhati menyebut bahwa festival yang konsisten digelar selama 29 tahun ini sebagai contoh nyata keberlanjutan budaya sekaligus ekonomi kreatif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Festival Jaranan Trenggalek ini merupakan sebuah ekosistem ekonomi kreatif. Bukan hanya sekedar seni pertunjukan maupun hiburan, karena dalam festival ini menggerakkan subsektor kuliner, kriya, hingga pemasaran digital,” ujarnya, Minggu (28/9/2025).
Dessy juga menegaskan bahwa Kemenparekraf Republik Indonesia siap memfasilitasi pelaku ekonomi kreatif Trenggalek agar bisa naik kelas.
“Kami siap membantu, baik melalui fasilitasi Hak Kekayaan Intelektual maupun pelatihan dan pendampingan, supaya para penggiat Ekraf lebih berdaya saing global,” tandasnya.
Apresiasi juga datang dari Asisten Deputi Strategi Event Kementerian Pariwisata, Fransiskus Handoko. Ia menilai FJTT berpotensi masuk dalam Karisma Event Nusantara (KEN) tahun 2026.
“Kemenpar menyambut baik usulan ini. Dengan pengalaman yang sudah 29 tahun berjalan, event ini berpeluang naik kelas menjadi event nasional bahkan internasional,” katanya.
Menurut Fransiskus, pemerintah pusat menyiapkan berbagai dukungan, termasuk pendanaan non-APBN dan penyederhanaan perizinan, agar kualitas festival terus meningkat.
Ia menilai keberhasilan Trenggalek menjaga keberlanjutan festival bisa menjadi contoh bagi daerah lain dalam melestarikan budaya sekaligus memperkuat ekonomi kreatif.
Dukungan serupa juga datang dari Anggota DPR RI Dapil VII Jawa Timur, Novita Hardini. Ia menilai FJTT 2025 menghadirkan pembeda yang menarik, mulai dari pameran barongan hingga kehadiran seniman dari Jerman dan Meksiko.
“Saya mengapresiasi kerja keras gotong royong pemerintah dan komunitas seni. Bahkan pelibatan seniman internasional menunjukkan kreativitas anak muda Trenggalek yang luar biasa,” katanya.
Novita menambahkan bahwa pemerintah perlu memberi ruang kreatif yang lebih inklusif bagi generasi muda. Dengan demikian muncullah ide-ide yang tumbuh dari generasi muda Trenggalek.
“Kalau pemerintah dari pusat hingga desa kreatif, saya yakin desa-desa kreatif akan tumbuh dengan organik. Trenggalek siap berkontribusi menumbuhkan ruang-ruang kreatif itu,” ujarnya.
Apa Itu Festival Jaranan Trenggalek?
Festival Jaranan Trenggalek Terbuka merupakan agenda tahunan yang menampilkan kesenian jaranan dari berbagai kelompok seni, baik lokal maupun luar daerah.
Uniknya, dalam Festival Jaranan Trenggalek tahun ini penonton bisa menikmati pertunjukan jaranan di panggung utama maupun dalam bentuk pameran visual di Pendopo Manggala Praja Nugraha Trenggalek.
Ciri khasnya adalah kesenian Turonggo Yakso, tarian rakyat khas Trenggalek yang menampilkan kuda berkepala raksasa (buto) sebagai simbol perjuangan melawan kekuatan buruk.
Seni ini lahir dari tradisi agraris masyarakat Dongko sejak 1970-an dan kini berkembang menjadi ikon budaya Trenggalek.
Selain melestarikan budaya, Festival Jaranan Trenggalek juga memberi dampak ekonomi dengan menggairahkan subsektor kuliner, kriya, pariwisata, hingga pemasaran digital.
Tidak heran, banyak pihak berharap FJTT bisa naik kelas sebagai event nasional maupun internasional, sekaligus memperkuat posisi Trenggalek sebagai kabupaten kreatif.