TRENGGALEK, RagamWarta.co.id – Semenjak ditetapkannya keris sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity atau mahakarya warisan kemanusiaan yang berwujud tak benda oleh UNESCO pada tahun 2005, pengetahuan tentang keris maupun tosan aji hingga saat ini masih belum pernah diajarkan di sekolah-sekolah formal.
Hal ini terjadi karena pengetahuan tentang tosan aji tidak dimasukkan dalam kurikulum pendidikan di Indonesia. Padahal keris atau tosan aji lainnya seperti tombak maupun pedang yang diciptakan dengan menggunakan teknik tempa lipat yang telah dibuat hampir di seluruh wilayah Indonesia mulai zaman proto sejarah.
“Sebagai bentuk literasi serta pendidikan agar tetap terjaga warisan budaya hingga kepada generasi mendatang serta memahami apa itu keris, maka akan kita ulas tentang apa itu keris dan makna apa yang terkandung didalamnya,” jelas Mamba Udin Safi’i atau biasa di sebut Kang Mamba selaku Ketua Paguyuban Panji Patrem Trenggalek dan Wakil bendahara Umum senopati Nusantara, Sabtu (30/11/2019)
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Kang Mamba juga menuturkan, pada intinya banyak faktor yang terkandung dalam sebuah keris, diantaranya tentang nilai-nilai filosofi atau makna simbolis dari bentuk maupun corak tertentu yang ada pada sebilah keris.
Jika hal-hal tersebut tidak diajarkan sejak dini, maka penilaian masyarakat terhadap keris akan semakin menjauhi nilai luhur yang ada pada keris.
“Bahkan ada beberapa kelompok masyarakat yang membakar dan merusak keris dan menganggap bahwa memiliki keris merupakan suatu kegiatan yang menyekutukan Tuhan,” terangnya
Tentunya hal ini sangat bertentangan dengan nilai-nilai luhur yang diajarkan oleh para empu melalui sebilah keris. Sebagaimana semboyan yang sering didengung-dengungkan bahwa bangsa yang besar ialah bangsa yang menghormati dan melestarikan budayanya sendiri.
“Maka sudah selayaknya pengetahuan tentang keris yang merupakan budaya asli bangsa harus mulai dikenalkan dan diajarkan di sekolah formal, baik sebagai muatan lokal atau sub materi dari mata pelajaran seperti mata pelajaran seni budaya,” pungkasnya
Simak selengkapnya : https://youtu.be/bVUyxTGXuBw











