RagamWarta.com – Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menyiapkan sejumlah langkah strategis pasca bencana tanah longsor yang menewaskan empat warga di Dusun Banaran, Desa Depok, Kecamatan Bendungan.
Mulai dari pembangunan tempat pengungsian sementara, edukasi kebencanaan bagi warga, hingga rencana relokasi permanen bagi penduduk yang tinggal di zona rawan.
Dalam kunjungan lapangan, pada Senin (3/11/2025), Mas Ipin bersama jajaran BPBD Provinsi Jawa Timur, Kementerian Sosial, dan Forkopimda Trenggalek meninjau langsung titik longsor yang menelan korban jiwa.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Hasil pantauan langsung menunjukkan kondisi tanah di sekitar mahkota longsor masih retak dan berpotensi bergerak saat diguyur hujan deras.
“Kita harus pastikan keselamatan warga menjadi prioritas utama. Karena wilayah ini masih masuk zona rawan, maka setiap kali curah hujan tinggi, warga harus segera mengungsi ke tempat aman,” tegasnya.
Sebagai langkah cepat, Bupati Trenggalek memerintahkan BPBD dan Dinas Sosial mendirikan tempat pengungsian sementara di SDN Satu Atap Desa Depok.
“Kita siapkan fasilitas sekolah itu untuk kebutuhan dasar warga, mulai dari tempat tidur, konsumsi, hingga air minum. Tapi dalam jangka panjang, kita menyiapkan lahan untuk relokasi,” ujarnya.
Mas Ipin juga menjelaskan bahwa Pemkab Trenggalek telah menyiapkan rencana relokasi bagi puluhan rumah di kawasan Depok yang dinilai tak lagi layak huni karena ancaman tanah gerak.
“Ada sekitar 95 rumah yang akan kita usulkan untuk dibangun kembali di lokasi aman. Ini bagian dari penanganan jangka panjang agar warga bisa hidup tenang tanpa ancaman bencana,” tambahnya.
Ia juga menekankan akan pentingnya membangun kesadaran masyarakat melalui edukasi kebencanaan.
“Yang paling penting adalah memberikan pengetahuan kepada warga, bahwa mereka tinggal di zona rawan. Jadi, kalau curah hujan tinggi, jangan menunggu, segera mengungsi,” pesan Mas Ipin.
Untuk memperkuat sistem mitigasi, ia meminta BPBD Trenggalek untuk memperluas pemasangan sistem peringatan dini (early warning system) di desa-desa rawan, serta bekerja sama dengan jaringan komunikasi darurat seperti RAPI dan ORARI.
“Ketika listrik padam dan sinyal seluler hilang, kita masih bisa pantau kondisi melalui jaringan radio lokal. Saya minta BPBD memastikan itu berfungsi optimal,” terangnya.
Selain menangani aspek darurat, Bupati yang juga menjabat Wakil Ketua Umum APKASI ini menegaskan akan pentingnya sinergi lintas lembaga.
“Terima kasih kepada Ibu Gubernur dan Gus Menteri Sosial yang sudah menugaskan timnya untuk hadir. Kita akan gabungkan sumber daya dan pendanaan agar relokasi bisa segera terlaksana,” ujarnya.
Menurut Mas Ipin, langkah-langkah cepat menjadi bagian dari upaya Pemkab Trenggalek menata kebijakan mitigasi berbasis kesiapsiagaan masyarakat.
“Kita tidak bisa melawan bencana, tapi kita bisa mempersiapkan diri agar tidak ada korban lagi,” pungkasnya.











