RagamWarta.com – Ratusan warga Trenggalek padari halaman Pendapa Manggala Praja Nugraha. Warga berebut tumpeng raksasa dalam rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Trenggalek yang ke-830 pada 31 Agustus 2024.
Perayaan HUT Trenggalek yang ke-830 diselenggarakan secara meriah. Prosesi Hari Jadi dimulai dengan kerab pusaka dari dua lokasi. Yang pertama dari Balai Desa Desa Kamulan, Kecamatan Durenan dan kedua dari Desa Karangrejo, Kecamatan Kampak.
Pusaka tersebut lantas diarak keliling Kabupaten Trenggalek menuju Pendopo Manggala Praja Nugraha dan diiringi pasukan pembawa tumpeng agung dan pasukan pembawa foto bupati terdahulu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dijelaskan Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin usai pimpin perayaan menjelaskan bahwa dalam memperingati HUT ke-830 Trenggalek ini mengangkat tema Pinayungan Kalehuran.
“Pinayungan Kalehuran merupakan sebuah ungkapan doa dan harapan bahwa di usia ke-830 tahun Trenggalek ini akan senantiasa dalam perlindungan dan diliputi kemuliaan, kehebatan dan kebesaran atau keluhuran,” ungkap Arifin.
Bupati Trenggalek juga menyampaikan harapannya agar HUT Trenggalek kali ini membawa kesejahteraan dan keadilan bagi masyarakat. Apalagi di tengah situasi politik, sosial, dan ekonomi yang tidak menentu seperti saat ini.
Pihaknya juga menekankan pentingnya komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan dengan melarang penggunaan karangan bunga dari styrofoam. Sebagai gantinya, karangan bunga yang digunakan berasal dari bibit tanaman yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.
“Sudah dua tahun ini karangan bunga kita ganti dengan bibit tanaman. Hal ini merupakan langkah menuju pembangunan yang berkelanjutan karena bibit bunganya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat yang datang,” pungkas Arifin.
Perlu diketahui kegiatan yang ada di Pendopo kali ini merupakan acara puncak dalam perayaan HUT Trenggalek. Sebelumnya berbagai kegiatan seperti jamasan pusaka, ziarah ke makam leluhur, tirakatan, mocopat, kirab pusaka, hingga puncaknya, rebutan tumpeng raksasa di halaman Pendapa.
Malamnya, sebagai penutup perayaan, akan diadakan pagelaran semalam suntuk untuk ruwatan atau membuang keburukan atau tolak balak dalam tradisi jawa.