RagamWarta.com – Tumpeng setinggi dua meter diarak keliling Kabupaten Trenggalek dalam peringatan hari jadi Trenggalek yang ke-830. Nampak berat, namun hal tersebut seakan terbayarkan tatkala banyak warga yang menonton.
Tumpeng Agung setinggi 2 meter diarak bersama pusaka milik Trenggalek yang sebelumnya diinapkan di Balai Desa Kamulan, Kecamatan Durenan, Trenggalek. Sementara arak-arakan dimulai dari Pasar Sore dan menuju ke Pendopo Manggala Praja Nugraha.
“Tadi dibawa dari selatan Pasar Sore. Diangkat bersama-sama dengan berjalan kaki,” jelas salah satu pembawa tumpeng yang bernama Vega usai acara Kirab Pusaka, Sabtu (31/8/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Diungkapkan Vega, dalam mengangkat Tumpeng Agung memerlukan tenaga delapan orang pria untuk mengangkatnya. Pasalnya besarnya tumpeng dan item lainnya yang harus dibawa.
“Ada enam orang yang bertugas untuk membawa tumpeng. Sedangkan dua orang lainnya membawa jodang atau wadah jajanan pasar,” paparnya.
Saat tiba di sekitar Alun-alun Trenggalek, Tumpeng Agung terlebih dahulu dibawa mengelilingi alun-alun lantas baru dimasukkan ke dalam Pendapa Manggala Praja Nugraha Trenggalek.
Uniknya suasana berubah saat arak-arakan tumpeng masuki kawasan Pendapa. Menurut pengakuan Vega, dirinya merasa bahwa ia dan rekan-rekannya mulai kehabisan tenaga. Seakan-akan tumpeng tambah berat.
“Tumpeng dibawa memutari alun-alun dahulu baru finishnya di pendopo. Awalnya aman. Tapi waktu masuk ke pendapa rasanya berat. Bahkan seperti ada yang menindih dari atas,” terangnya.
Meskipun demikian dirinya mengaku bangga bisa menjadi salah satu pembawa tumpeng pada hari jadi Trenggalek. Bahkan ia mengaku bahwasanya tugas seperti ini sudah ia lakukan beberapa kali.
“Memang rasanya lelah. Tapi saya juga merasa senang dan bangga sudah bisa membawa tumpeng sampai pendapa. Bahkan saya sudah empat kali menjadi pembawa tumpeng,” pungkasnya.
Padahal isi tumpeng kurang lebih hampir sama dari tahun ke tahun, seperti sayuran, buah-buahan. Adapun yang berbeda ada pada tumpengnga. Yang mana jika dulu memanfaatkan nasi sungguhan.
Walaupun demikian, warga Trenggalek yang datang sampai berdesak-desakkan hanya untuk berebut Tumpeng Agung. Hal tersebut dilakukan karena diyakini bisa membawa berkah tersendiri bagi yang mendapatkannya.
Bahkan, ada salah satu warga yang rela memanjat untuk mendapatkan buah nanas yang menjadi buceng dari tumpeng tersebut. Hanya memerlukan waktu sekitar sepuluh menit, tumpeng setinggi dua meter ludes jadi rebutan warga.