RagamWarta.com – Puluhan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang biasa berjualan di kawasan alun-alun Trenggalek datangi gedung DPRD Trenggalek.
Mereka menyuarakan keresahan atas mahalnya tarif sewa lapak yang dipatok oleh Event Organizer (EO) untuk kegiatan yang rencananya digelar Agustus mendatang.
Perwakilan PKL, Meida Fissabilla menyatakan bahwa langkah ini dilakukan sebagai upaya memperjuangkan hak para pedagang kecil agar bisa tetap berjualan tanpa beban biaya berlebihan. Ia menilai tarif yang ditetapkan EO sangat memberatkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kita mendukung Kabupaten Trenggalek untuk meningkatkan UMKM, tapi jangan mencekik kami para PKL. Harga yang ditentukan EO terlalu tinggi,” ujar Meida, Kamis (17/7/2025).
Dijelaskan Meida, tarif sewa untuk lapak di dalam area alun-alun selama event mencapai Rp750.000 hingga Rp1.000.000, belum termasuk biaya listrik harian. Sementara harga sewa stand tenda bahkan mencapai Rp3 juta hingga Rp4,5 juta per unit.
Meida juga menyayangkan tidak adanya realisasi dari wacana yang sempat beredar, yaitu memprioritaskan PKL yang memang sudah rutin berjualan di area alun-alun.
“Faktanya nol besar. Kita tetap diwajibkan membayar ke EO dengan harga yang mencekik,” tegasnya.
Meski begitu, Meida menyampaikan bahwa pertemuannya dengan Anggota DPRD Trenggalek membawa angin segar bagi para PKL. Ia mengapresiasi respons cepat yang diberikan wakil rakyat Trenggalek.
“Alhamdulillah, dari pihak anggota dewan dan komisi sudah sangat membantu. Teman-teman PKL diperbolehkan berjualan gratis, atau hanya membayar sesuai ketentuan Perbub Trenggalek,” ungkapnya.
Terakhir, pihaknya berharap Pemkab Trenggalek tetap membuka ruang partisipasi bagi pelaku UMKM lokal tanpa memberatkan.
“Silakan bikin event sebesar mungkin, tapi jangan mencekik rakyat kecil. Itu saja yang kami perjuangkan di sini,” pungkas Meida.