RagamWarta.com – Hujan deras yang melanda Trenggalek dalam beberapa hari terakhir memicu serangkaian bencana hidrometeorologi di sejumlah kecamatan.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Trenggalek mencatat, sedikitnya ada enam kejadian bencana terjadi dari tanggal 1 sampai 2 November 2025. Bencana kali ini meliputi banjir dan tanah longsor.
Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek, Stefanus Triadi Admono menyebut bahwa kondisi cuaca ekstrem akibat intensitas hujan tinggi telah menyebabkan lima kejadian longsor dan satu kejadian banjir di tiga kecamatan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dari seluruh peristiwa itu, empat warga dilaporkan meninggal dunia akibat tertimbun material longsor di Desa Depok, Kecamatan Bendungan.
“Selama beberapa hari terakhir, curah hujan di wilayah Trenggalek cukup tinggi dan tidak merata. Akibatnya, terjadi bencana hidrometeorologi di beberapa titik, terutama di daerah dengan topografi perbukitan seperti Bendungan dan Dongko,” terang Triadi, Senin (3/11/2025).
Untuk bencana banjir sesuai data BPBD Trenggalek terjadi di Desa Ngares, Kecamatan Trenggalek, pada Sabtu malam (1/11/2025). Penyebabnya Sungai Brangkal meluap ke permukiman warga.
“Sekitar 40 rumah dan satu tempat ibadah terendam air setinggi 50 hingga 70 sentimeter. 55 kepala keluarga atau 165 jiwa terdampak, namun air sudah surut pada malam hari dan tidak menimbulkan korban jiwa,” ujar Triadi.
Sementara itu, longsor terbesar terjadi di Dusun Banaran, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, dengan tebing setinggi 30 meter ambruk dan menimpa rumah warga.
Peristiwa itu menyebabkan empat orang meninggal dunia dan satu orang mengalami luka-luka. Longsor juga terjadi di sejumlah titik lain seperti Desa Srabah dan Desa Sengon yang sempat menutup akses jalan antar dusun.
Sedikitnya dua rumah mengalami kerusakan berat dan dua rumah lainnya rusak ringan. Sekitar 100 kepala keluarga terpaksa mengungsi untuk menghindari longsor susulan.
Kejadian serupa juga dilaporkan di Desa Siki, Kecamatan Dongko, di mana tanah longsor menimpa dinding belakang rumah warga hingga jebol.
Di Kecamatan Trenggalek bagian selatan, longsor air bercampur lumpur dan batu juga melanda Desa Dawuhan, menutup jalan antar RT dengan ketebalan material mencapai sekitar 30 sentimeter.
Triadi juga menambahkan bahwa BPBD Trenggalek telah menurunkan tim gabungan bersama TNI, Polri, TRC-PB multisektor, dan relawan untuk menangani dampak bencana di Trenggalek saat ini
“Kami fokus membuka akses jalan yang tertutup material longsor serta membantu warga terdampak. Alat berat juga sudah dikerahkan ke beberapa lokasi untuk mempercepat proses pembersihan,” jelasnya.
BPBD Trenggalek juga terus melakukan pendataan terhadap kerusakan infrastruktur sekaligus menyiapkan kebutuhan logistik bagi warga yang mengungsi atau membutuhkan bantuan.
“Masyarakat Trenggalek harus tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi selama musim penghujan ini, terutama di wilayah dengan kontur tanah curam karena rawan pergerakan tanah,” pungkasnya.











